Senin, 13 Juli 2015

Backpacker, Traveler, Flashpacker Or Tourist ??






Udah gag dipungkiri lagi kalau kegiatan jalan-jalan atau traveling udah jadi sesuatu yang naik daun saat ini, sebagian udah menjadikannya gaya hidup. Banyak orang yang ngelakuin berbagai kegiatan perjalanan untuk suatu tujuan misal buat sekedar jalan-jalan dan having fun disuatu daerah, wisata alam misal pendakian gunung atau diving, olah raga, shoping, bisnis, dinas kerja, religi, nonton konser dan bahkan masih banyak lagi.

Nah, dari berbagai macam tujuan orang melakukan suatu perjalanan, muncul berbagai macam istilah atau golongan untuk orang-orang dengan berbagai macam tujuan dan aktivitas mereka saat traveling. Beberapa diantaranya ada Backpacker, Traveler, Flashpacker or Tourist. Gue pribadi masih belum begitu paham makna dan arti dari istilah-istilah itu.

Jumat, 10 Juli 2015

Menjelajah Eksotisme Mandeh ( Part 2 )

Di Pulau Cubadak kami hanya snorkling sebentar, kurang lebih hampir satu jam. Selesai bermain di Pulau Cubadak, kami diajak ke sebuah pulau berupa batu tebing besar. Pulau ini nampak biasa, tapi disinilah keseruannya.





Saya tidak tau apa nama pulau ini, tapi di pulau ini, kita bisa lompat dari ketinggian dan langsung terjun kelaut. Seruuu ! Teman saya coba untuk melompang. Namun butuh waktu yang cukup lama mengumpulkan niat lompat dan terjun ke laut itu, padahal ya lompatnya cuma sebentar...waduuh !

Hampir setengah jam menunggu teman-teman saya yang uji nyali untuk lompat dan terjun. Setelah itu dari yang takut mereka langsung kegirangan dan senang, malah nagih !! ckckck



Setelah asik terjun dari terbing, kita lanjut untuk mencari spot snorkling. Kami berada ditengah-tengah laut ,ayng kebetulan dangkal. Dari kejuahan terlihat ombak yang menggulung, namun akhirnya pecah ketika masuk kearea kawasan mandeh, disana sudah menghadap ke Samudera Hindia !

Kamis, 09 Juli 2015

Menjelajah Eksotisme Mandeh ( Part 1 )

Selamat pagi dari Pulau Setan !




Pagi itu saya terbangun karena suara ombak yang sedang pasang, lalu ketika membuka tenda saya pun mendapat pemandangan yang sangat menankjubkan.

Ahh, SUNRISE !!!

Rabu, 08 Juli 2015

Pulau Setan ! Pesona Pulau Tropis di Ranah Minang ( Part 2 )




Rasanya kurang lengkap jika sudah berkunjung ke sebuah pulau tapi tidak mengeksplore setiap sudutnya. Pulau Setan yang nampak dari kejauhan saja sudah terlihat eksotis, seolah menyimpan banyak kecantikan yang tersembunyi membuat tiap orang ingin menjamah keindahannya.

Siang ini matahari terasa terik, sinarnya terasa mengigit lembut kulit tapi tak menyurutkan keinginan dan rasa penasaran saya untuk coba berjalan untuk berkeliling melihat keindahan disudut Pulau Setan.



Selasa, 07 Juli 2015

Pulau Setan ! Pesona Pulau Tropis di Ranah Minang ( Part 1 )



Siang itu setelah selesai bernego dengan pihak penyewa kapal dan menyiapkan segala kebutuhan perbekalan logistik kami berangkat dari dermaga pelabuhan Carocok. Pulau Setan merupakan pulau yang dipilihkan oleh pihak penyewa kapal untuk kami stay dalam trip Mandeh.

Selama diperjalanan saya sebenernya agak was-was, yah keinget namanya yang agak horor...
"Duh, Pulau Setan yaahh.. dari denger namanya aja kok udah bikin merinding.. yang kebayang diotak saya sih sebuah pulau terpencil yang terisolasi karena angker dan berhantu. Eitss..tapi tunggu dulu, kalau kata emak ane ni bilang, jangan langsung menjudge sesuatu cuma dari cover apalagi dari nama.. *Iisssh syedap !"

Senin, 06 Juli 2015

Mandeh.. Pesona Pesisir Selatan Sumatera Barat



Minang, Padang dan Sumatera Barat.. pastinya sudah identik dengan Rendang, Bukit Tinggi dan Jam Gadang.. padahal masih banyak lagi hal menarik lainnya yang bisa kita explore di Sumatera Barat terutama pesona kecantikan alamnya.

Rasanya saya beruntung, bisa menikmati lagi keindahan bahari di Indonesia Barat, dimana sebelumnya saya sangat beruntung untuk nikmati kecantikan bahari di Ujung Indonesia, tepatnya sih di Pulau Weh, Sabang, Aceh. Sebenarnya berbicara tentang pesona Bahari Indonesia Barat, bukan cuma Sabang tapi ada lagi yang lebih keren seperti  Mentawai, Nias, Pulau Banyak, Bangka Belitung, Bintan, dan Anambas ( sayangnya belum kesana :( ).

Perjalanan saya untuk bisa menikmati keindahan pesisir selatan Sumatera Barat memang sudah direncanakan jauh hari sebelum pendakian Kerinci. Ketika itu seorang teman  menscreenshoot sebuah postingan diinstagram tentang pesona keidahan bahari di Indonesia Barat yang belum pernah saya tau sebelumnya dan itu adalah MANDEH.... Yak. ketika teman saya itu menunjukan tentang foto-foto Mandeh saya pun langsung mupeng dan gatel untuk kepoin. Apa sih itu Mandeh ??? DAAAAN hasil dari searching di mbah google saya pun mendapati kalau Mandeh itu memang Indah dan mengingatkan saya sama keindahan Taman Nasional Komodo.. kemudian aku pun jatuh cinta.. ;')

Lalu apa sih itu Mandeh ?

Senin, 29 Juni 2015

Haru Biru Di Atap Sumatera, Gunung Kerinci 3805 mdpl ( part 5 )

Bertarung dengan badai bermodal mental




Okey... akhirnya setelah kurang lebih 5 jam perjalanan turun dari puncak sampe juga di shelter tiga. Kedua teman saya langsung tepar dan minta istirahat dulu satu jam sebelum lanjut untuk turun. Saya akhirnya pun nego dengan mas Mawardi untuk turun jam satu, tapi gag ngelarang teman-teman lain jika ingin turun duluan.

Yak, manusia merencanakan, manusialah yang menentukan. Niat turun jam satu dari shelter tiga akhirnya pun molor 4 jam, alias baru turun jam 5. Beberapa faktornya sempat hujan dan penyebab utama ada rombongan pendaki yang namu ditenda kami karena ada temannya yang sakit, jadi numpang istirahat.

Dan.. seperti biasa, bisa naik gag bisa turun. Dari shelter tiga ke shelter dua ini turunnya gag kalah berat. Saya sempet kelimpungan juga apalagi guide saya jalan belakangan. Untungnya ada dua orang rombongan pendaki dari bekasi yang sempat mampir ditenda kami, jalan bareng saya, Flo dan Novi.

Momen yang paling menyedihkan, ketika saya gag kuat berdiri karena kesangkut diantara lubang dan ranting. Entahlah, saya bukan takut ketinggian, saya hanya takut jatuh.. iya jatuuuh, aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, aku tersesat dalam lamunan luka dalam...uw uw... *halah kok malah nyanyi :|

Untungnya, gag lama si abang guide pun muncul, seperti biasa beliau jadi penyelamat saya.. ahahahaha

Dan tibalah kami dishelter dua sekitar jam 6 lebih. Hari mulai gelap.. sempet mampir sebentar ditenda rombongan pendaki yang tadi mampir ditenda kami. Dan kebodohan itu pun dimulai.. karena saya menitipkan kerir saya. Salah satu dari mereka, menawarkan untuk membawakan kerir saya. Saya pikir tidak masalah, ini bisa mengurangi beban saya, biar saya bisa jalan lebih cepat tanpa beban. Bodohnya, saya jalan duluan, rombongan mereka jalan belakangan diatas jam 7, saya pun tidak masalah. Toh jalan mereka cepat, mereka pasti bisa menyusul saya.

Rabu, 24 Juni 2015

Haru Biru Di Atap Sumatera, Gunung Kerinci 3805 mdpl ( part 4 )

Bisa Naik Gag Bisa Turun.... 



Banyak yang menganggap kalau turun gunung tuh lebih gampang daripada naiknya, makanya dari prediksi waktu yang namanya turun pasti lebih cepat. Nah, sebenernya iyaa, tapi untuk urusan turun gunung dengan waktu yang cepat kayanya itu bukan saya.. hiksss



Rasanya iri sama orang-orang yang bisa lari-larian ketika turun gunung. Kalau saya ketika turun gag pernah absen buat ngesot bahkan pernah sampe celana bolong ! hahahhaha.


Selasa, 23 Juni 2015

Haru Biru Di Atap Sumatera, Gunung Kerinci 3805 mdpl ( part 3 )

Menuju Puncak


Sekitar jam 2 dini hari, terdengar suara Mas Mawardi yang membangunkan kami dari luar tenda. Huhh, rasanya belum rela ninggalin sleeping bag untuk berangkat summit attack. Badan masih terasa lemas banget karena terlalu capek diperjalanan ke shelter tiga tadi siang. Apalagi udara diluar yang dingin banget.... ampun deh, enaknya mah ini tidur aja, tapi masa udah jauh sampe sini cuma buat tidur.. ?

Oke. akhirnya maksain diri, nyemangatin diri buat summit attack. Kira-kira perjalanan summit attack dimulai jam 3 dari shelter tiga. Rasanya kaki udah gag kuat lagi buat melangkah, belum lagi harus melawan dingin. Tapi dalam situasi dingin yang menusuk, harus terus bergerak untuk melawan dingin agar tubuh tetap terasa hangat.

Dalam perjalanan summit attack, saya sempat kewalahan.. Trek summit attack dari shelter tiga menuju puncak cukup sulit walau tak seekstrim trek dari shelter dua keshelter tiga. Oya, treknya di dominasi sama batuan kerikil agak lebih mending sih daripada trek summit attack Gunung Semeru dari Kalimati Kepuncak yang pasirnya halus, kalau kaki melangkah terasa jadi berat. Tapi walaupun treknya didominasi batu kerikil harus selalu waspada, karena banyak sekali pijakan yang rapuh ketika dipijak.

Karena kewalahan, jadi saya lumayan sering berhenti karena ngos-ngosan, dada rasanya sesek banget. Sedari tadi jalan yang dilewati berupa tanjakan terjal yang berkerikil. Kekuatan fisik rasanya hampir habis..udah gag kuat, yang ada cuma sisa mental dan yakinin diri sendiri kalau saya bisa sampe kepuncak.

Rasanya gag nyampe-nyampe. Tapi akhirnya ketika matahari mulai terbit akhirnya sampe juga di tugu Yuda. Di Tugu Yuda, terlihat cantiknya Danau Gunung tujuh berselimut kabut, dari sini kita juga bisa melihat matahari yang terbih dari Gunung tujuh.








Saya pun cuma bisa duduk terpana menikmati semua keindahan ini, sayangnya saya gag bisa berlama-lama duduk di Tugu Yuda, dan masih harus berjuang untuk menuju puncak. Saat melanjutkan perjalanan, trek menuju puncak sudah mulai terlihat bagaimana bentuknya.



Haru Biru Di Atap Sumatera, Gunung Kerinci 3805 mdpl ( part 2 )

Bermanjat-manjat dahulu menuju shelter 3



Pagi itu, indah sekali dari shelter satu gunung kerinci, setelah semalaman saya dibuat tak bisa tidur karena kaki yang terasa sangat pegal dan udara yang sangat dingin.



Saya keluar tenda, mendapati indahnya langit berwarna jingga menuju matahari terbit, walaupun dari lokasi ini tidak terlihat langsung sunrisenya tapi ini cukup menakjubkan. Belum lagi, kabut-kabut yang menyelimuti perbukitan disekitarnya, ahh saya merasa sedang berada sejajar dengan awan.




Senin, 22 Juni 2015

Haru Biru Di Atap Sumatera, Gunung Kerinci 3805 mdpl ( part 1 )

Perjuangan dari sebuah penantian...


Kalau ada sebuah tempat yang mengingatkan saya tentang sebuah kesulitan dan perjuangan, tempat itu adalah Gunung Kerinci.


Beberapa minggu lalu, akhirnya saya menapaki kaki saya ditempat tertinggi dipulau Sumatera, sebuah penantian panjang sekitar enam bulan lalu ketika saya mendaftar trip pendakian bersama Backpaker Indonesia.